sakura

sakura
cardcaptor

Senin, 01 November 2010

BATAS AMAN DARI KRAKATAU

Dua Kilometer Batas Aman dari Krakatau
Laporan wartawan KOMPAS.com Hindra Liu
Senin, 1 November 2010 | 16:06 WIB
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
Gunung berapi Anak Krakatau yang masih aktif di Selat Sunda. Anak Krakatau muncul sekitar tahun 1927 atau 44 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau (1883). Anak Krakatau muncul dari kawasan kaldera purba yang masih aktif dan tetap bertambah tingginya. Kecepatan pertumbuhan tingginya sekitar 20 inci per bulan. Setiap tahun bertambah tinggi sekitar 20 kaki dan lebih lebar 40 kaki.
 
 
JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan ini, media menghebohkan pemberitaan mengenai ancaman letusan Gunung Anak Krakatau yang berstatus waspada. Penyajian pemberitaan terlihat berlebihan seakan-akan gunung merapi tersebut akan meletus.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Surono menegaskan, status waspada gunung berapi tersebut bukan hal yang baru. "Itu kan sudah lama waspada. Dia tidak akan naik kelas. Sebelumnya Merapi juga sudah waspada," kata Surono kepada para wartawan sesaat sebelum mengikuti sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (1/11/2010).
Ditegaskan Surono, selama penduduk maupun wisatawan berada sekitar dua kilometer dari gunung berapi tersebut, mereka tetap aman. Hal ini juga sudah ditegaskan Surono kepada Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yang sempat menanyakan keamanan Gunung Anak Krakatau. Pasalnya, ada sejumlah wisatawan mancanegara yang mempertanyakan keamanan gunung merapi tersebut.
Menurut Surono, saat ini ada 19 gunung berapi di Indonesia yang berstatus waspada, termasuk Krakatau. Selain itu, ada dua gunung berapi yang berstatus siaga, seperti Gunung Ibu di Halmahera dan Karangetang di Maluku Utara. Hal ini dinilai Surono wajar. "Wajarlah. Indonesia punya gunung berapi terbanyak di dunia. Aktivitas biasa saja, rutin saja," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar